Allohaa!!!
Apa kabar teman? Tetap semangat ya meskipun hujan sepanjang hari menemani
aktivitas kita. Jangan mengeluh ah, setiap tetes air hujan itu membawa berkah
lho. Kalau ada beberapa daerah dari sodara kita terkena bencana banjir, atau
malah mungkin daerah kita sendiri tengah terlanda banjir, jangan salahkan
hujan, jangan salahkan sampahnya juga, salahkan yang membuang sampah sembarang?
Nah ya kan? Tapi Dessy tetep berdoa untuk sodara-sodara kita dimanapun berada
yang sedang tertimpa bencana banjir, semoga banjirnya cepat reda, sodara-sodara
diberi ketabahan, dan yang penting, jangan lagi buang sampah sembarangan ya? Hehehe :)
Betewe, apa
yang temen-temen lakukan kalo lagi gak ada kerjaan? Misalnya lagi libur gitu?
Kalo Dessy lagi gak ada kerjaan, atau kalo capek setelah seharian aktivitas,
biasanya Dessy gunakan buat nonton acara-acara di televisi, atau kalo nggak ya
Dessy buat baca buku. Nah, ngomong-ngomong tentang acara televisi, Dessy mau
tanya nih, acara televisi apa yang teman-teman suka? Sinetron, gosip, atau apa
hayo? Kalo Dessy lebih suka nonton serial kartun tuh. Ya seperti Upin &
Ipin, Spongebobs, Shaun the Sheep, dan masih banyak lagi.
Mesti
kalian mikir aneh gitu ya cewek segede Dessy masih suka kartun? Hm, gini deh
Dessy jelasin, Sebenarnya, buat apa sih kita melakukan sesuatu kalo itu tiada
manfaatnya sama sekali? Waktu senggang kitapun seolah tiada beranfaat jika kita
gunakan hanya untuk hal-hal tiada berguna. Teman-teman tahu kan kebanyakan
sinetron di Indonesia, ya Dessy gak mau nyebutin satu per satu, adalah beberapa
sinetron yang menayangkan adegan-adegan yang gak bermanfaat sama sekali atau
bahkan kadang menjadi contoh buruk buat adek-adek kita terutama pelajar yang
masih duduk di bangku sekolah. Masak iya kita rela adek kita atau sodara kita
meniru gaya anak sekolahan yang pake rok mini, ngebut-ngebutan dijalan pake
motor atau mobil, peluk-pelukan, ciuman, atau kadang membangkang sama guru. Itu
semua hampir sering kita jumpai di sinetron-sinetron ala anak sekolahan. Duh,
kasihan lho adik-adik atau sodara-sodara kita yang masih kecil. Jangan salahkan
mereka kalo sekarang banyak ABG yang tindakannya diluar batas, lha wong
tontonannya begitu. Tontonan menjadi tuntunan.
Oke,
kembali lagi ke serial kartun. Kali ini Dessy ingin membahas tentang serial
Upin dan Ipin. Dessy suka sekali dengan Upin dan Ipin. Kenapa? Banyak sekali
lho teman hal-hal yang bermanfaat dari acara tersebut. Misal ketika Ramadhan,
serial Upin dan Ipin memberikan sajian yang begitu bermanfaat tentang Ramadhan
itu sendiri. Keponakan saya, yang kala itu belum genap dua tahun, bisa hafal
bacaan-bacaan buka puasa, doa mau tidur, doa mau makan pun dari acara Upin dan
Ipin.
Acara
tersebut bukan bagus untuk anak-anak kecil, tapi untuk orang dewasa pun saya kira
perlu. Iya, perlu untuk mengarahkan atau memberikan contoh melalui acara
tersebut kepada anak-anak kita, adik-adik kita, murid-murid kita,
keponakan-keponakan kita, dan semuanya. Terlebih, setiap tokoh dalam serial
Upin dan Ipin menunjukkan kepada kita, mana yang patut ditiru ataupun tidak.
Contoh seperti Upin dan Ipin yang kadang nakal tapi tak segan meminta maaf,
suka menolong, suka menabung, dan selalu rajin berdoa. Ada mei-mei yang pintar
dan tak sombong, ada Jarjit yang suka melucu dengan pantunnya, ada Fizi yang
cengeng, ada Mail yang pelit, ada Ehsan yang rakus, dan ada Susanti, siswa baru
pindahan dari Indonesia yang disukai teman-temannya.
Nah,
tentang Susanti, Dessy sedikit tersentil dengan tokoh ini. Ditengah hiruk-pikuk
masyarakat Indonesia dan Malaysia yang tengah berselisih, Serial Upin dan Ipin
ini seolah-olah ingin menunjukkan pada bangsa kita bahwa mereka menghormati
Indonesia. Misal dalam serial Upin dan Ipin yang menayangkan ketika Susanti
pertama kali masuk ke dalam kelas, mereka sangat antusias menyambut Susanti,
bahkan Cik Gu mereka berpesan walaupun bahasa mereka sedikit berbeda, mereka
harus menyayangi Susanti. Selain itu, ada lagi serial Upin dan Ipin yang
menayangkan acara kemah kelas. Waktu itu murid-murid diminta membawa bekal sendiri-sendiri.
Nah, kebetulan Susanti membawa Tempe Goreng. Teman-teman Susanti heran apa itu
tempe. Cik Gu pun menjelaskan apa itu Tempe, manfaat Tempe, dan kelezatan Tempe
sehingga membuat murid-murid begitu antusias dengan Tempe. Ada juga Serial Upin
dan Ipin yang menayangkan tentang hajatan pernikahan. Disitu, Kak Saleh meminta
bantuan Upin, Ipin, dan Susanti untuk membantu mereka menyiapkan hajatan
Pernikahan. Seperti merangkai bunga, merangkai parcel, dan lain-lain. Pada
waktu itu Susanti bercerita bahwa di Indonesia pun ada acara seperti itu.
Bahkan lebih banyak yang harus dipersiapkan. Lalu Kak Saleh menjawab bahwa
Indonesia dan Malaysia adalah negara satu rumpun. Banyak memiliki kesamaan.
Oleh karena tetap harus berkawan.
Nah,
teman, banyak sekali kita ambil manfaat dari serial Upin dan Ipin. Dulu saya
pernah melihat sebuah postingan di Facebook, ada seseorang yang membuat status
intinya bahwa dia hobi nonton kartun, tak lama setelah itu, ada beberapa
komentar yang menghujat si pembuat status tersebut, bahwa ia sudah dewasa, tak
pantaslah nonton kartun, sifatnya kekanak-kanakan, dan lain sebagainya.
Perlu
diketahui, apapunyang kita tonton, selama itu bermanfaat dan bisa membuat kita
menyadari banyak hal, apa salahnya? Dessy berharap Indonesia lebih banyak
memperhatikan acara-acara yang berkualitas yang layak tayang untuk semua jenis
umur. Memprihatinkan sekali memang, acara-acara televisi di tanah air kita
didominasi oleh acara-acara yang kurang layak di tiru pelajar. Misal film atau
sinetron horor, sebenarnya nggak ada horor-horornya sama sekali kalo menurut
Dessy, malah kadang terkesan jorok karena kadang menayangkan adegan-adegan
panas.
Dessy
berharap, ada Upin dan Ipin ala Indonesia, bukan menjiplak yang Dessy maksud
disini, tapi kita bisalah mengambil beberapa manfaat dari serial tersebut.
Dessy juga memberi apresiasi tinggi mengenai film kartun baru yang berjudul
Keluarga Somat. Keluarga Somat
adalah serial animasi Indonesia yang diproduksi oleh dreamtoon.
Keluarga Somat ditayangkan oleh Indosiar
di acara Kartun Indonesia. Pak Somat adalah pegawai
pabrik
yang memiliki istri
bernama Inah dan dua orang anak,
Dudung dan Ninung. Keluarga
mereka sederhana namun penuh hiruk pikuk, keceriaan dan masalah yang biasa
terjadi di kehidupan masyarakat sehari-hari. Dudung adalah anak yang malas,
usil namun kreatif.
Berbeda dengan Ninung yang penurut dan sopan. Ninung sering kali mengingatkan
Dudung untuk berbuah hal baik. Dudung lebih suka bermain
ketapel ketimbang belajar.
Oleh karena itu, ia sering dihukum oleh orangtuanya maupun gurunya. Selain
keluarga sederhana yang kocak, lingkungan masyarakat
yang beragam membuat kehidupan keluarga ini semakin berwarna. Inilah keluarga
Indonesia, keluarga yang Bhinneka Tunggal Ika. Dessy ingin
anak-anak dibawah umur diberi kesempatan untuk menikmati acara-acara televisi
sesuai umur mereka, bukan malah sinetron-sinetron rendah manfaat yang
ditakutkan mereka meremaja dengan sistem karbitan. Naudzubillah!
Sekiranya
cukup. Semoga bermanfaat yaaaa teman :)