Rabu, 22 Januari 2014

Ketika TONTONAN menjadi TUNTUNAN



Allohaa!!! Apa kabar teman? Tetap semangat ya meskipun hujan sepanjang hari menemani aktivitas kita. Jangan mengeluh ah, setiap tetes air hujan itu membawa berkah lho. Kalau ada beberapa daerah dari sodara kita terkena bencana banjir, atau malah mungkin daerah kita sendiri tengah terlanda banjir, jangan salahkan hujan, jangan salahkan sampahnya juga, salahkan yang membuang sampah sembarang? Nah ya kan? Tapi Dessy tetep berdoa untuk sodara-sodara kita dimanapun berada yang sedang tertimpa bencana banjir, semoga banjirnya cepat reda, sodara-sodara diberi ketabahan, dan yang penting, jangan lagi buang sampah sembarangan ya? Hehehe :)
Betewe, apa yang temen-temen lakukan kalo lagi gak ada kerjaan? Misalnya lagi libur gitu? Kalo Dessy lagi gak ada kerjaan, atau kalo capek setelah seharian aktivitas, biasanya Dessy gunakan buat nonton acara-acara di televisi, atau kalo nggak ya Dessy buat baca buku. Nah, ngomong-ngomong tentang acara televisi, Dessy mau tanya nih, acara televisi apa yang teman-teman suka? Sinetron, gosip, atau apa hayo? Kalo Dessy lebih suka nonton serial kartun tuh. Ya seperti Upin & Ipin, Spongebobs, Shaun the Sheep, dan masih banyak lagi.
Mesti kalian mikir aneh gitu ya cewek segede Dessy masih suka kartun? Hm, gini deh Dessy jelasin, Sebenarnya, buat apa sih kita melakukan sesuatu kalo itu tiada manfaatnya sama sekali? Waktu senggang kitapun seolah tiada beranfaat jika kita gunakan hanya untuk hal-hal tiada berguna. Teman-teman tahu kan kebanyakan sinetron di Indonesia, ya Dessy gak mau nyebutin satu per satu, adalah beberapa sinetron yang menayangkan adegan-adegan yang gak bermanfaat sama sekali atau bahkan kadang menjadi contoh buruk buat adek-adek kita terutama pelajar yang masih duduk di bangku sekolah. Masak iya kita rela adek kita atau sodara kita meniru gaya anak sekolahan yang pake rok mini, ngebut-ngebutan dijalan pake motor atau mobil, peluk-pelukan, ciuman, atau kadang membangkang sama guru. Itu semua hampir sering kita jumpai di sinetron-sinetron ala anak sekolahan. Duh, kasihan lho adik-adik atau sodara-sodara kita yang masih kecil. Jangan salahkan mereka kalo sekarang banyak ABG yang tindakannya diluar batas, lha wong tontonannya begitu. Tontonan menjadi tuntunan.
Oke, kembali lagi ke serial kartun. Kali ini Dessy ingin membahas tentang serial Upin dan Ipin. Dessy suka sekali dengan Upin dan Ipin. Kenapa? Banyak sekali lho teman hal-hal yang bermanfaat dari acara tersebut. Misal ketika Ramadhan, serial Upin dan Ipin memberikan sajian yang begitu bermanfaat tentang Ramadhan itu sendiri. Keponakan saya, yang kala itu belum genap dua tahun, bisa hafal bacaan-bacaan buka puasa, doa mau tidur, doa mau makan pun dari acara Upin dan Ipin.
Acara tersebut bukan bagus untuk anak-anak kecil, tapi untuk orang dewasa pun saya kira perlu. Iya, perlu untuk mengarahkan atau memberikan contoh melalui acara tersebut kepada anak-anak kita, adik-adik kita, murid-murid kita, keponakan-keponakan kita, dan semuanya. Terlebih, setiap tokoh dalam serial Upin dan Ipin menunjukkan kepada kita, mana yang patut ditiru ataupun tidak. Contoh seperti Upin dan Ipin yang kadang nakal tapi tak segan meminta maaf, suka menolong, suka menabung, dan selalu rajin berdoa. Ada mei-mei yang pintar dan tak sombong, ada Jarjit yang suka melucu dengan pantunnya, ada Fizi yang cengeng, ada Mail yang pelit, ada Ehsan yang rakus, dan ada Susanti, siswa baru pindahan dari Indonesia yang disukai teman-temannya.
Nah, tentang Susanti, Dessy sedikit tersentil dengan tokoh ini. Ditengah hiruk-pikuk masyarakat Indonesia dan Malaysia yang tengah berselisih, Serial Upin dan Ipin ini seolah-olah ingin menunjukkan pada bangsa kita bahwa mereka menghormati Indonesia. Misal dalam serial Upin dan Ipin yang menayangkan ketika Susanti pertama kali masuk ke dalam kelas, mereka sangat antusias menyambut Susanti, bahkan Cik Gu mereka berpesan walaupun bahasa mereka sedikit berbeda, mereka harus menyayangi Susanti. Selain itu, ada lagi serial Upin dan Ipin yang menayangkan acara kemah kelas. Waktu itu murid-murid diminta membawa bekal sendiri-sendiri. Nah, kebetulan Susanti membawa Tempe Goreng. Teman-teman Susanti heran apa itu tempe. Cik Gu pun menjelaskan apa itu Tempe, manfaat Tempe, dan kelezatan Tempe sehingga membuat murid-murid begitu antusias dengan Tempe. Ada juga Serial Upin dan Ipin yang menayangkan tentang hajatan pernikahan. Disitu, Kak Saleh meminta bantuan Upin, Ipin, dan Susanti untuk membantu mereka menyiapkan hajatan Pernikahan. Seperti merangkai bunga, merangkai parcel, dan lain-lain. Pada waktu itu Susanti bercerita bahwa di Indonesia pun ada acara seperti itu. Bahkan lebih banyak yang harus dipersiapkan. Lalu Kak Saleh menjawab bahwa Indonesia dan Malaysia adalah negara satu rumpun. Banyak memiliki kesamaan. Oleh karena tetap harus berkawan.
Nah, teman, banyak sekali kita ambil manfaat dari serial Upin dan Ipin. Dulu saya pernah melihat sebuah postingan di Facebook, ada seseorang yang membuat status intinya bahwa dia hobi nonton kartun, tak lama setelah itu, ada beberapa komentar yang menghujat si pembuat status tersebut, bahwa ia sudah dewasa, tak pantaslah nonton kartun, sifatnya kekanak-kanakan, dan lain sebagainya.
Perlu diketahui, apapunyang kita tonton, selama itu bermanfaat dan bisa membuat kita menyadari banyak hal, apa salahnya? Dessy berharap Indonesia lebih banyak memperhatikan acara-acara yang berkualitas yang layak tayang untuk semua jenis umur. Memprihatinkan sekali memang, acara-acara televisi di tanah air kita didominasi oleh acara-acara yang kurang layak di tiru pelajar. Misal film atau sinetron horor, sebenarnya nggak ada horor-horornya sama sekali kalo menurut Dessy, malah kadang terkesan jorok karena kadang menayangkan adegan-adegan panas.
Dessy berharap, ada Upin dan Ipin ala Indonesia, bukan menjiplak yang Dessy maksud disini, tapi kita bisalah mengambil beberapa manfaat dari serial tersebut. Dessy juga memberi apresiasi tinggi mengenai film kartun baru yang berjudul Keluarga Somat. Keluarga Somat adalah serial animasi Indonesia yang diproduksi oleh dreamtoon. Keluarga Somat ditayangkan oleh Indosiar di acara Kartun Indonesia. Pak Somat adalah pegawai pabrik yang memiliki istri bernama Inah dan dua orang anak, Dudung dan Ninung. Keluarga mereka sederhana namun penuh hiruk pikuk, keceriaan dan masalah yang biasa terjadi di kehidupan masyarakat sehari-hari. Dudung adalah anak yang malas, usil namun kreatif. Berbeda dengan Ninung yang penurut dan sopan. Ninung sering kali mengingatkan Dudung untuk berbuah hal baik. Dudung lebih suka bermain ketapel ketimbang belajar. Oleh karena itu, ia sering dihukum oleh orangtuanya maupun gurunya. Selain keluarga sederhana yang kocak, lingkungan masyarakat yang beragam membuat kehidupan keluarga ini semakin berwarna. Inilah keluarga Indonesia, keluarga yang Bhinneka Tunggal Ika. Dessy ingin anak-anak dibawah umur diberi kesempatan untuk menikmati acara-acara televisi sesuai umur mereka, bukan malah sinetron-sinetron rendah manfaat yang ditakutkan mereka meremaja dengan sistem karbitan. Naudzubillah!
Sekiranya cukup. Semoga bermanfaat yaaaa teman :)

1 komentar:

  1. iyaa kalau horor ya kaya di luar ga banyak adegan panas .. kesannya horor di indonesia tuh kaya nonton film porno kaan :D

    BalasHapus