
Tapi ya Allah, ketika giliran kematian itu menghampiri
sanak saudaraku, rasanya sulit sekali diartikan. Mbah kakung tercinta yang
biasanya selalu mengiringi kami, cucu-cucu dan anak-anaknya ketika berangkat
sekolah dan kerja, telah di panggil Sang Khalik. Ya, tepat adzan dhuhur
berkumandang jam 12.00 WIB hari senin lalu tanggal 21 Mei 2012.
Rasanya seakan-akan tidak percaya dengan kenyataan bahwa
mbah kung telah tiada. Mbah kung yang selalu penuh semangat, pekerja keras,
tidak suka mengeluh, dan perhatian dengan anak-anak serta cucu-cucunya harus
meninggalkan kami semua.
Awalnya, kami memang sudah mempunyai firasat, ketika
seminggu sebelum mbah kung sedo beliau
minta di telfonkan putranya yang di Semarang, katanya kangen. Pengen ketemu.
Padahal tidak biasa sekali mbah Kung seperti itu. Malah kadang mbah kung ketika
masih sugeng sering pergi sendiri
naik bis ke tempat om Ahyadi kalau
kangen dengan beliau.
Waktu anak-anaknya pada kumpul semua, kecuali Om Taufik,
putra mbah kung yang dinas di Bandung sebagai TNI AKMIL, Mbah Kung dengan
keadaan yang sangat sehat tiba-tiba bilang seperti ini, “Nanti kalau Mbah Kung
sudah tidak ada, jangan rebutan warisan lho ya” dengan nada sedikit bergurau.
Kami yang mendengarnya pun juga mengira itu hanya sebuah guyonan ala Mbah Kung
dan tidak mengira kalau itu pesan menjelang wafatnya beliau.

Itu pun belum menjelaskan kepada kami bahwa itulah pesan-pesan
terakhir mbah Kung kepada kami. Sungguh kami tidak mengira bahwa mbah Kung yang
masih sehat wal-afiat itu telah tiada. Awalnya kami mengira mbah Kung akan
dipanggil Allah ketika tragedi kecelakaan yang menyebabkan mbah Kung sempat
tidak sadarkan diri dan sempat berganti rumah sakit kala itu. Tapi Allah berkendak
lain. Mbah Kung sembuh dan bisa bersepeda-sepedanan seperti biasa lagi kala
itu.
Dan kini, kami seakan-akan kehilangan seorang kakek yang
hebat seperti mbah Kung. Sempat menangis dan pilu, tapi Allah tidak suka
itu..INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJIUN!!
Allah, tempatkan mbah kung di surga terbaikMU. Beliau
ahli ibadah ya Allah. Sungguh! Tak pernah sedikitpun beliau meninggalkan sujud
disepertiga malamMu. Tak pernah sedikitpun beliau menunda seruanMU ketika para
muadzinMu menyerukan namaMU. Tak pernah sedikitpun dia lalai untuk mengingatkan
cucu-cucnya mengaji dan puasa wajib maupun sunah. Kami semua sayang mbah Kung,
kami semua berharap mbah Kung bahagia disana ya Allah. Ampuni semua kesalahan
dan dosa-dosa mbah Kung baik yang disengaja maupun tidak. Amin. Amin. Amin. Ya
Robbalalamin!!!
Dessy sayang mbah Kung :*
Mohon doa bagi para pembaca untuk
almarhum mbah Kakung tercinta saya (H.Moch.Kurdi). Suwun!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar