Hingga nanti disuatu
pagi
Salah Satu dari kita
mati
……………………………………..
Dina
memutar kaset beraliran rock itu dengan keras. Tangannya meraih bingkai foto
keluarganya dan membantingnya hingga pecah.
“BRENGSEK!!!!!”
jeritnya keras.
Pintu
kamarnya terbuka. Muncul wajah tenang Dani,sang kakak. Dani mematikan tape
recorder dikamar itu dan mendekati adiknya yang tengah berang.
“Bukan
dengan cara seperti ini untuk menghindar dari kenyataan,Dina!” ujar Dani
lembut.
Dina
hanya diam. Rahangnya mengeras. Wajahnya tersirat rasa sakit dan kebencian yang
teramat dalam.
“Mereka
yang seharusnya Dina jadikan panutan,mereka yang seharusnya Dina jadikan
sebagai sosok figure yang baik,nggak pernah mau ngertiin perasaan Dina. Mereka
jahat,mas! Mereka nggak pernah sayang sama Dina. Mereka nggak pernah peduli
sama Dina. Mereka…..”
Dani
tak kuasa lagi melihat adiknya,direngkuhnya sang adik kedalam pelukannya dengan
penuh kasih sayang.
Selama
ini hanya Dani yang bisa mengerti adiknya. Dina yang nakal,yang keras
hati,selalu buat ulah,angkuh dan dingin. Dani tahu,semua itu Dina lakukan agar
orang-orang memperhatikannya,menyayanginya,terutama mama dan papanya.
Tetapi,ah,andai saja mama dan papanya bisa saling mengerti!
Semenjak
pertengkaran hebat antara mama dan papanya dua tahun silam,kecerian dalam keluarga
itu seakan-akan lenyap. Hampir setiap malam terjadi adu mulut antara mama dan
papanya. Berawal dari isu perselingkuhan papa dengan sekretaris barunya
dikantor ditambah pembalasan mama yang selingkuh dengan sesama rekan dokter.
Yang jelas,tak pernah ada makan bersama lagi,tak pernah ada tegur sapa,dan tak
pernah ada sebirat senyum sekalipun yang tersirat di wajah mereka. Dan
kini,semua itu berujung dengan sebuah perceraian. Ya,mama dan papanya
memutuskan untuk bercerai. Mungkin bagi mereka tu jalan terbaik,tapi bagi Dina
dan Dani? Anak-anaknya?
Dina,gadis
kecil yang manis,kini tumbuh menjadi gadis remaja SMA yang angkuh dan dingin.
Hanya dihadapan Dani lah semua benteng keangkuhan Dina dapat runtuh karena Dina
sadar,Dani lah satu-satunya orang yang masih bisa ia jadikan tumpuan harapan. Tempat
ia berkeluh-kesah.
kadang
Dina ingin seperti sang kakak. Dani selalu terlihat tenang di situasi apapun.
Dani yang bibirnya selalu basah oleh senyum.
Dani yang begitu memahami segala apa yang ia rasakan.
Dina
sendiri tahu,Dani lebih sakit dari yang ia rasakan. Dani lebih tersiksa dari
yang ia fikirkan. Terlebih semenjak Lintang,kekasih yang begitu dibanggakannya
yang telah 3 tahun lamanya menjalin hubungan denganya,ternyata mengkhianatinya
dan hamil dengan sahabat Dani sendiri. Tapi Dani,ah…dia selalu tampak tegar.
Dina begitu bangga terhadap sang kakak. Mungkin jika saat itu Dina yang berada
diposisi Dani,Dina mungkin akan memilih mengakhiri hidupnya sebagai jalan yang
terbaik. Tapi semua iu tidak untuk Dani. Dani begitu kuat. Padahal Dina tahu
betul begitu cintanya Dani terhadap Lintang. Dani tak bisa membayangkan andai
suatu saat dirinya akan terpisah dari sang kakak.
*********************
Please
teach me oh God!
Teach
me to be a good girl
Even
when this world wouldn’t smile again
……………………………………………
Dina
memasuki kamar kakaknya. Sepi! Dia mengamati sekeliling kamar itu. Temboknya
penuh dengan kaligrafi. Kamarnya rapi,bersih dan tenang. Di meja sudut kamar penuh
dengan kaset-kaset nasyid dan novel-novel islami
Dina
tersenyum jengah. Beda sekali dengan suasan kamarnya. Temboknya memang penuh
dengan poster,tapi bukan kaligrafi,melainkan poster group band rock yang begitu
di gandrunginya. Kamarnya juga rapi dan bersih,tapi selalu gaduh oleh
hingar-bingar music rock yang selalu menghiasi kamarnya.
Kata
Dani,jika kiat ingin selalu tenang,kita harus banyak berdo’a. Tapi Dina selalu
mengacuhkan kata-kata sang kakak. Bagi Dina,hatinya akan terasa tenang jika dia
bisa menjerit dan berteriak sekeras-kerasnya.
“Dina!”
panggil Dani membuyarkan lamunan Dina.
Dina
menoleh,”Dari mana,mas?”
“Dari
Musholla!!! Dina udah sholat maghrib?”
Dina
tertawa kecut.
“Laen
kale ajah.”sanggahnya.”Aku cabut dulu,mas! Mau ikut nge-band ditempatnya
Pandu.”ujarnya sambil berlalu meninggalkan sang kakak.
Dani
menatap kosong kepergian Dina,kapankah adiknya akan berubah?Dani begiu miris
melihat tingkah laku dan penampilan adiknya. Adiknya sama sekali nggak mengenal
Tuhan. Penampilannya juga begitu mengkhawatirkan. kemana-mana pergi menggunakan
kaos tanpa lengan dan celana yang bagian lututnya sengaja di robek layaknya
anak berandalan yang tak tahu aturan.
Mungkin
itulah salah satu sikap berontak Dina terhadap mama dan papanya. Tapi kenapa
mama da papanya nggak pernah mau ambil pusing?padahal Dina adalah wanita.
Wanita ibarat kaca. sekali pecah tak lagi berharga. Seharusnya Dina
dijaga,tapi…………
Andai
Dani bisa mengubah jalan pikiran adiknya,dia bersyukur sekali. Tapi dia percaya
suat saat Dina akan berubah menjadi lebih baik. Dani yakin Dina akan berubah.
*************************
Suatu
hari Dina menemukan sebuah kaset nasyid yang terbungkus rapi di mejanya.
“Ini
dari mas Dani,kan?” tanyanya menemui sang kakak.
Dani
tersenyum.
“Gimana?Dina
Suka?Dari pada music rock yang nggak jelas gitu?Mending Dina dengerin ini.
Bagus deh,,Dina pasti suka!”
Dina
tertawa keras.
“Mas,music
kaya gini tuh udda nggak jaman,,kuno!!Mas Dani sih kurang gaul,,nggak modern!!
Udah tau Dina alergi music kaya gitu,eh malah di ksaih ke Dina,salah alamat
kalo mas Dani ngasih kaya gini buat Dina.”
“Kata
siapa nasyid uddah nggak jaman?Nyatanya,sekarang malah banyak band-band papan
atas yang buat album religi?Apalagi kalo bulan ramadhan,,ya tho?”Sangkal Dani.
“Bodo,ah!
Udah di bilangin nggak suka yah nggak suka!” ujar Dina agak membentak dan pergi
begitu saja.
********************
“Dina,kenalin
ini kak Noura! Kak Noura ini yang nanti akan nemenin Dina Selama kakak KKL di
Bali.” Kata Dani kepada adiknya seraya memperkenalkan gadis manis berjilbab di
sebelahnya.
Dina
mengerutkan dahi. Nggak salah nih kakaknya menitipkan dirinya kepada gadis yang
mirip teh Ninih,istri pertama A’a Gym,selama dua minggu saat kakaknya KKL di
Bali? Batin Dina.
“Dina
nggak perlu temen,mas! Dina kan udah terbiasa sendiri. Lagian Dina kan udah
gede,mas!” Sahut Dina ketus.
Dani
memandang tajam ke arah Dina. Agaknya ucapan Dina begitu menusuk.
Buktinya,Noura langsung menunduk mendengarnya. Tersinggung mungkin.
“Dina
kog ngomongnya gitu sih?” Ujar Dani.
Dina
hanya diam.
“Mas
khawatir Dina sendirian,,mas nggak mau Dina kenapa-napa!”
“Kalo
Dina keberatan nggak papa kog,Dan!” Sela Noura
“Nggak,,pokoknya
Noura harus disini sama Dina.” Bantah Dina
Awalnya
Dina memang keberatan harus tinggal sama orang yang benar-benar dia rasa nggak
se-aliran seperti dirinya,tapi lama-kelamaan semua itu mengubah pikiran Dina.
Dia menyukai seseorang seperti Noura. Gadis rajin itu selalu tampak ceria. Dia
Selalu bisa membuat siapapun tersenyum. Dina kira Noura itu orangnya kuper dan
pendiam. Tapi dugaannya meleset jauh. Noura orangnya supel. Gaul lagi!! Noura
juga menyukai band-band rock seprti Dina. Tapi dia tidak pernah berteiak-teriak
menyanyikan lagu rock seprti Dina. Bahkan suara Noura begitu merdu ketika ia
melantukan ayat Al-Qur’an.
“Mbak,maafin
Dina yah?Dina dulu udah buat mbak Noura tersinggung sama kata-kata Dina.” Kata
Dina suatu hari.
“It’s
Okay! Lagian mbak udah tentang Dina dari mas Dani. Nggak papa kog,Dina!” Sahut
Noura ramah.
“Mbak
Noura pacarnya mas Dani yah??”Tanya Dina usil.
Noura
tersenyum manis.
“Insya
Allah,,”Jawabnya pelan.
Bibir
Dina membulat. Ternyata gadis bermata teduh ini pacar kakaknya. Dina bangga
sama mas Dani. Kakaknya nggak salah pilih. Daripada Lintang,Noura gadis yang
luar biasa. BEruntung mas DAni menemukannya.
Semenjak
Nuora ada bersama Dina,dia banyak mengajari Dina berbagai hal. Dina kini
mengerti kenapa setiap hari kakaknya selalu mengingat kan nya untuk
sholat,mengaji,dan semuanya. Huwf,,Dina merasa kecil. DIa begitu jauh dengan
Tuhannya. Bahkan hampir tidak mengenal Tuhannya. TErnyata belajar mengenal
Tuhan Juga sama hal nya belajarkasih sayang. Belajar untuk mencari ketenangan
hati.
Jauh
di lubuk hati Dina,dia ingin seperti Noura,dia lembut tapi tidak
lemah,mempesona tapi tetap bersahaja,dia terlihat begitu istimewa. Terlebih dia
terlihat anggun dengan balutan jilbabnya. Wajahnya tetap cantik tanpa
make-up,dan yang paling menarik,Noura tetap modis walaupun tubuhnya tertutup
rapat.
“Mbak
Noura,Dina pengen berubah”
“Benar??”mata
Noura berbinar mendengarnya.
Dina
mengangguk,
“Tapi
jangan hanya sekedar ucapan. Kalo Dina udah ada kemauan,nggak susah kog menjadi
seperti yang Dina inginkan.
Sekali
lagi Dina mengangguk. Benar juga kata Noura.DIa teringat kata-kata kakaknya.
“Dina,boleh
nggak mas minta sesuatu dari Dina?”Tanya Dani dulu.
“Apa?”
“Kakak
pengen Dina berubah.”
Dina
tertawa,” Berubah?? Jadi apah?Batman?Spiderman?atau power rangers?”
“Bukan
itu,Dina! Mas Cuma pengen dina kenal ma Tuhan. Ingat ma Tuhan. Dina bisa jadi
lebih deket ma Tuhan. Dina rubah donk sikap ma penampilan Dina.”Ujar Dani
halus.
“Oh,,jadi
mas pengen Dina pake jilbab gitu?”
“Nggak
harus pake jilbab kog. Dina berpakaian rapi ajah mas udah seneng. Seneng lagi
kalo mau pake jilbab. Dina kan cewek,nggak baek kan Dina kemana-mana pake kaos
tanpa lengan sama celana robek-robek kayak anak berandal gitu. Dina jugag harus
banyak berdoa,minta sama Tuhan agar keluarga kita kembali utuh. Mama dan papa
bisa kumpul jadi satu lagi sama kita.”
Dina
melengos,” Dina kayak gini juga gara-gara mereka.”
“Mas
tahu,,Tapi semua itu juga tergantung sama Dina kan?Kalau Dina kayak gini
terus,mungkin mereka juga kan terus saling menyalahkan. Coba deh Dina bisa
bersikap lebih dewasa. Ambil hikmah dari setipa masalah. Kalau Dina kaya gini
terus,apah yang akan Dina dapetin??Dina nggak akan dapat apa-apa.. Semuanya
hanya malah memperburuk situasi. “ Kata Dani sabar.
Dan
sekarang,semenjak kehadiran Noura,Dina ingin menunjukan bahwa dia memang ingin
benar-benar berubah. DIa akan membuktikan pada kakanya bahwa dia memang ingin
menjadi lebih baik,jauh lebih baik,seperti yang Dani inginkan.
orang yang paling
bahagia tidak selalu memiliki hal-hal yang terbaik. Mereka hanya berusaha
menjadikan yag terbaik dari setiap yang hadir dalam hidupnya.
*******************************
“Nanti
sore mas Dani pulang,Dina mau nagsih kejutan apah buat mas Dani?” Tanya Noura.
Dina
tersenyum.
“Ada
deh,,mau tau ajah”
Noura
membalas senyum. Di cubitnya hidung gadis manis di hadapannya itu.
“Mbak,,makasih
yah karena mbak Noura udah ngajarin dan ngasih Dina berbagai hal.Dina Seneng
banget deh bisa kenal dan dekat sama mbak Noura.”
“Ya-iyalah,,,
Noura gitu lhuw …hehehe “ Sahut Noura disusul gelak tawa keduanya.
Sorenya
Dina sudah siap di dalam mobil Noura untuk menjemput kakaknya di pelabuhan.
Kali ini ada yang terlihat berbeda dengan penampilan Dina. Dina memakai jilbab.
Barangkali itu kejutan yang akan dia perlihatkan kepada kakaknya.
Noura
belum keuar juga dari dalam rumah. Katanya dia mau mengambil tasnya yang
ketinggalan… tapi sudh hampir setengah jam Noura belum muncul juga.
“Lama
banget sih mbak??” gerutu Dina ketika Noura memasuki mobil dan menjalankannya.
Wajah
putih Noura terlihat pucat. Keringatnya mengalir agak deras dari balik
jilbabnya. Dia tak mengucapkan sepatah kata apapun pada Dina.
“Mbak
Noura kenapa tho?Sakit?Asmanya kambuh?” Tanya Dina khawatir.
“Nggak!!”
Sahut Noura pendek.
Dina
hanya dim. Di rapikan kembali jilbab coklat muda yag menghiasi kepalanya. Dalam
bayangannya,pasti kakaknya akan terkejut dan senang melihat Dina nanti.
“Lho,kak?Kok
berhenti disini?” Tanya Dina ketika Noura menepikan mobilnya di rumah sakit.
“bak Noura mau nengok mama mbak Dulu?” Tanya Dina lagi. Beberapa hari yang
lalu,Noura bercerita bahwa mamanya sudah seminggu di rawat di rumah sakit untuk
operasi cangkok ginjal sebelah kirinya.
Noura
tidak menjawab pertanyaan Dina. Dina hanya berjalan mengikuti Noura menyelusuri
koridor-koridor Rumah Sakit.
“Mbak
Noura nyebelin banget sih,di tanyain malah diem ajah. Duh,mas Dani kelamaan
nggak yah nunggu di pelabuhan?” Gerutu Dina dalam hati.
Noura
memasuki sebuah ruangan yang di sana terlihat banyak orang berlalu lalang. Di
sana juga terdapat beberapa orang yang berseragam polisi. Sebenarnya ada apa
sih??
Dina
resah,dia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Pasti sekarang
mas Dani sudah menunggu lama. Tapi bagaimana dengan Noura?? Noura berhasil
menrobos ruangan yang ramai penuh orang da meninggalkan Dina yang tengah
kebingungan di luar ruangan.
Dina
meraih handphone di sakunya. Di pencetnya tombol handphone untuk menghubungi
sang kakak. Huft,, Kenapa handphone kakaknya tidak aktf??
Dina
penasaran. Di cobanya dia menerobos kerumunan orang yang berkerumun di sekitar
ruang itu untuk mencari Noura. Dina berhasil memasuki ruangan itu,,tapi Oh
God,,ada apa ini?? Ternyata di dalam ruangan itu tergeletak orang-orang yang
sepertinya mayat korban kecelakaan.
Dia
melihat Noura,dia mendekati gadis itu,,tapi lagi-lagi ya Allah… mata Dina
tertuju pada tubuh tak berdaya di hadapan Dina. Orang itu……..
Dina
mendekat,lututnya melemas. Air matanya mengalir tertahan. Tubuh yang tergeletak
tak berdaya itu adalah satu-satu nya harapan dia untuk bertahan hdup. Tubuh
itu….
“Mas…
Dani” Lirihnya tertahan.
Noura
menoleh. Di raihnya tubuh Dina yang melemas.
“Dia
adalah salah satu mahasiswa yang merupakan korban yang meninggal karena
tenggelamnya kapal elsena C6130 yang masih berhasil di temukan.” Ujar seseorang
yang berseragam seperti TIM SARS yang berada di dekat Dina.
Dina
terisak. Di belainya rambut sang kakak.
“Mas
Dani kenapa tega sama Dina! Dina udah berubah,mas! Dia udah mau nurut sama
kata-kata mas Dani. Tapi kenapa mas Dani jahat kaya gini,,Kenapa mas Dani
ninggalin Dina??” Tangis Dina.
“
Dina… “ Bisik Noura menenangkan.
“Mas
Dani,,lihat Dina!! Dina udah bisa pakai jilbab. Mas Dani mau lihat Dina kan??
Dina cantik kan,mas??” Jerit Dina mengguncang mayat itu.
“Udah
Dina,,,,sabar sayang ….”
Noura
tak kuasa lagi melihat Dina. Di peluknya tubuh gadis itu dengan erat.
“Dina
yang ikhlas yah??”
“Mas
Dani belum sempat lihat Dina pakai jilbab,mbak..”
Nuora
menahan tangisnya,” Mas Dani udah lihat Dina dari surga .”
******************
Tak
pernah sekailpun terlintas di benaknya dia akan kehilangan satu-satunya orang
yang dia sayangi degan cara sepert ini. Tak pernah jua dia membayangkan akan
terpisah dari sang kakak. Dia mengira tak akan ada yang mampu memisahkannya.
Sekalipun mama dan papanya.
Tapi, ketika
Tuhan berkehendak lain. Ketika perpishan begitu terkesan meyakitkan. Ketika
kematian ada di depan mata. Ketika ruh dan jasad terpisah. Ketika air mata
mengiringi SKETSA KEPERGIAN. Ketika batin keikhlasan harus rela melepaskan. Tak
ada yang bisa menahan rahasia Tuhan tentang teka-teki kematian.
Tuhan….
Bicaralah
padaku bila aku kesepian
Bisikanlah
dukungan-Mu bila aku di rundung kemalangan
Dengarkanlah
suaraku bila kau tertatih dan terjatuh
Sudilah
menjadi tongkat penuntun dalam kelelahan
Sekarang
dan juga nanti
Dalam
akhir hidupku
………………………………………..
(
Doa para peziarah Santiago De Compostela )
Mata
Dina mengabur melihat mayat Sang kakak di turunkan di liang lahat. Di lihatnya
sang mama menangis di bahu seorang laki-laki. Dan papanya,berdiri tegak agak
jauh dari pemakaman. Fenomena yang menyedihkan. Mereka tak kunjung memahami
arti goresan sketsa ini. Mungkin,jika keadaan tak berubah,tak lama lagi dirinyalah
yang pergi.
THE
END
amin ... sabar yeah
BalasHapusIt's just short story by me :)
Hapussemoga dia diterima disisi tg kuasa
BalasHapusAmin ... Ini hanya cerita fiksi dari saya teman ^^
Hapus