Sabtu, 17 November 2012

Bapak Menangis ....


25 Oktober lalu, ketika usia bapak bertambah, ketika kesempatan hidup beliau di dunia berkurang, kulihat kelopak matanya berair ketika kami, anak-anak, istri, menantu, dan cucunya mendekati beliau beramai-ramai dengan menyanyikan lagu milad dengan syahdu dan penuh rasa haru.
Bapak terharu memotong kue
Awalnya lucu sekali melihat bapak sedari pagi dibuatt jengkel oleh keluarga. Tak ada satu pun yang mengucapkan selamat ulang tahun pada bapak. Bapak merasa tidak diperhatikan. Bapak merasa keluarga telah lupa dengan hari bersejarah. Bapak mutung dikamar hingga telat berangkat kerja. Bapak manyun  sama ibu.
Setelah pulang kerja, bapak melihat wajah-wajah kami cuek seakan tidak peduli dengan kejengkelan bapak. Beliau terdiam. Masuk kamar. Dan ku dengar isak tangis bapak. Ibu datang menemui bapak, menghibur tapi sama sekali tidak menyinggung tentang ulang tahun bapak. Bapak tambah jengkel dan akhirnya pergi ke Masjid Agung Demak. Ngaji sampai sore disana.
Kemesraan bapak ibu ^,^
Seusai maghrib bapak pulang kerumah, bapak berceloteh bahwa hari itu adalah hari yang paling menyedihkan seumur hidup beliau. Tetap kami tidak bergeming dan cuek. Bapak ngaji lagi. Kami bisik-bisik sambil menunggu kedatangan kakak pertama dan keluarganya. Ketika kakak datang, akhirnya bersama-sama (Aku, Mbak Id Sekeluarga, Mbak Dina Sekeluarga, mamah, dan adek) menghampiri bapak diruang sholat, dan menyanyikan lagu milad sambil membawakan kue tart dengan lilin angka 53 diatasnya. 
Salim duyu sama bapak
Bapak menangis. Beliau menangis penuh haru dan lama sekali. Ternyata keluarga masih sangat perhatian bahkan telah menyiapkan surprise untuk beliau. Bapak menciumi kami satu persatu. Kami makan kue bersama-sama sambil berceloteh ria mengingat kejengkelan bapak sedari pagi.
Selamat ulang tahun, Bapak! Semoga senantiasa diberi keberkahan diusia bapak yang mulai menua. Semoga semakin bijak dan selalu menjadi panutan dan teladan kami semua. Kami sayang bapak. Love you so much never end :*
Kehangatan keluarga kecil kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar