Selasa, 06 November 2012

Sam Poo Kong with My Ehemb




Serasa di kuil China

Fiuh, telah usai PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) selama 2 bulan di Desa Jogoloyo Demak kala itu. Ingin hati refresing jauuuuhhhhh, apa daya uang gajian belum ditangan. Hehehe. Yap, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan di daerah Semarang-an saja. Di Klenteng Agung Semarang tepatnya. Sebenarnya sudah berkali-kali lewat situ, tapi ya, hanya lewat, belum sempat merasakan aura didalamnya. Dari luar keliatan megah lho, tak kalah megahnya juga dari dalam.
Jam 9.00 Wib, saya dan Mas ugo, My ehemb, langsung cuuus kesana. Hanya memakan waktu sekitar 1 jam dari Demak tercinta. Dengan naik motor kesayangannya, kami melaju dihari sabtu yang syahdu itu.
Payung nyewa,, xixixi :P
Sesampai disana, agak sepi sih, ya mungkin tidak banyak orang yang sembayang kala itu. Tiket msuk area luar dibandrol 3.000 rupiah per kepala. Untuk tiket masuk Klenteng Agung yang untuk beribadah, di bandrol 20.000 rupiah per kepala.
Sambil buka Wikipedia, saya dan Kang mas berkeliling klenteng dan tak lupa photo-phot dums, hohoho. Pokoknya dimanapun kita berada, jangan sampai lupa membawa camera. Betul tidak???
Yuk, sekarang kita mbah Wiki (baca: Wikipedia)  tentang seluk beluk Klenteng Agung Sun Go Kong, eh, Sam Poo Kong maksud saya. Hehehe.
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an".
Serasa Pre-Wed :D
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu., orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya berarsitektur cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimeklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Botolnya kaya yang di Sun Go Kong yak??
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa ada seorang awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia merapat ke pantai utara semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mangalami pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam.
Mempelajari sejarah sambil tak lupa berpose ^^
Nah, yuk teman-teman yang berada diluar kota Semarang, coba deh mampir ke Sam Poo Kong. Serasa berada di kuil China lhoo, *eh. Hohoho ^^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar